People come and go*

Jika akhirnya aku menyerah, Percayalah aku pernah mati-matian tidak mau kalah pada keadaan.

dan jika kamu bertanya, tidaklah aku takut kehilanganmu, aku sudah banyak kehilangan sesuatu dalam hidupku.

Aku sangat ingin mempertahankanmu tapi kau juga tau karang yang di terpa ombak pasti akan hancur

Seandainya perasaan dapat diukur ku pastikan akulah pemenang dari semua yang menyayangimu.

_issnila

Papua Never Ending Story

Tema “Mentari Harapan Baru dari Timur”

Ada hal yang istimewa dalam dua tahun belakangan ini, yang sama-sama sedang kita rasakan yakni berdampingan dengan wabah Covid-19 yang semakin meningkat kasusnya di Indonesia. Nah, disaat wabah seperti ini kita tetap harus bangkit dan berjalan beriringan untuk tetap menyiapkan serta menyukseskan pergelaran olaraga nasional yang kita kenal dengan PON (Pekan Olahraga Nasional) untuk menemukan generasin yang berbakat disetiap cabang olahraga di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Gagasan awal dan dilaksanakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) sebagai gelaran olahraga di Indonesia adalah menemukan bibit-bibit atlit berbakat di setiap cabang olahraga di seluruh penjuru negeri ini untuk mempersiapkan diri dalam keikutsertaan Asian Games pertama 1951 dan Olimpiade Musim Panas Helsinksi 1952. Selain itu, semangat yang digelorakan melalui PON adalah memupuk persaudaraan, persatuan untuk membangun karakter bangsa melalui olahraga.

Olahraga menjadi perhatian dan urusan negara sebagai representasi dari negara. Sukarno pernah membangun visi olahraga Indonesia. Ia menegaskan bahwa olahraga merupakan sarana, yakni sarana untuk membangun manusia, untuk membangun komunitas nasional yang berarti membangun bangsa, menciptakan rasa hormat antar sesama. Kita semua harus menjadi satu bangsa yang besar, bangsa baru, bangsa yang pantas menjadi contoh daripada seluruh umat manusia di dunia ini. Republik Indonesia menghendaki supaya seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke berolahraga. Berolahraga atas landasan revolusi, bukan berolahraga tanpa tujuan mental, bukan berolahraga tanpa tujuan nasional. (Iirto.id)

Berdasarkan ujaran Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian menyatakan pemerintah pusat meminta pelaksana PON mengedepankan protokol penanganan Covid-19 untuk pelaksanaan PON Ke-XX 2021. Sebab meskipun PON merupakan pesta olahraga domestik, namun akan berkumpul banyak orang sehingga berpotensi menjadi tempat penyebaran virus. Ia meminta penyelenggara PON memperhatikan dan melaksanakan protokol penanganan Covid-19 saat ini. Pencegahan dan penanganan Covid-19 terus dijalankan sebaik-baiknya dengan harapan suksesnya kegiatan ini. Pelaksanaan PON ke-XX akan digelar di Papua pada 20 Oktober hingga 2 November 2021. (Kompas.com)

Indahnya toleransi

Sejak saya mengetahui event nasional ini akan digelar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke, hal ini menarik perhatian saya, karena melihat pemandangannya daerah tersebut melalui media saja hamper tidak pernah apalagi menginjakkan kaki disana. Rasanya sudah tidak sabar untuk menyaksikan setiap detail lokasi, venue, budaya bahkan pemandangan yang ada di provinsi Papua. Keasrian Jayapura-Papua sangat indah untuk di angkat ke mata dunia khususnya Indonesia sendiri.

Kita punya banyak cara bercerita, salah satunya melalui tulisan ini mengingatkan saya dalam pelenggaraan event ini akan ada indannya toleransi, betapa manisnya perbedaan melalui ajang Olahraga persahabatan. Mengajarkan saya arti perbedaan yang berjalan beriringan untuk kesuksesan. Perbedaan bukan alasan pertengkaran, sering kali kita memaksakan menyatukan perbedaan, padahal perbedaan bukan berarti harus dipersatukan, tapi mungkin saja  untuk dibiarkan berjalan beriringan, yah itulah makna olahraga nasional ini sebagai makna dari Bhinneka tunggal ika. Akan ada cerita baru di Jayapura, akan ada warna baru di Papua, akan ada harapan baru di Mimika, akan ada sejarah di Merauke, akan ada mentari baru dari timur yang kian berkilau bagai sinar mentari Harapan dari Timur yang tidak pernah berakhir.

Dalam kiprahnya pemerintah menyiapkan segala persiapan event nasional ini membuat hari-hari saya semakin bersemangat, hal kecil yang saya tunjukkan atas ketertarikan saya dalam pergelaran PON ke-XX ini melalui mengikuti perlombaan media social melalui akun instagram @ponxx2020papua mulai dari tebak gambar sampai lomba Blog yang sedang saya tulis ini.

Seputar Penyelenggaraan PON ke-XX 2021

Sebelum Papua terpilih menjadi tuan rumah PON XX dengan mengalahkan dua kandidat kuat lainnya Aceh dan Bali. Namun, akhirnya Pemerintah RI lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menetapkan Papua sebagai tuan rumah PON XX yang semula digelar tahun 2020 namun karena masih awal pandemi Covid-19 akhirnya dilaksanakan tahun ini, membuka mata banyak orang di Tanah Air bahwa paras Mentari Harapan Baru dari Timur ini kini semakin mentereng

Kita sadari masih banyak orang awam yang mengganggap Bumi Cendrawasih ini identik dengan hutan belantara, tertinggal, dan tidak memiliki infrastruktur keren dan modern. Namun, berdasarkan informasi Papua memiliki Stadion Lukas Enembe dengan luas stadion mencapai 71.697 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 13 hektare di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Pekan Olahraga Nasional (PON ke-XX) 2021 yang akan dilaksanakan di 4 klaster yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke, Provinsi Papua pada 2-15 Oktober 2021, dipastikan bisa membuat sinar Mentari Harapan Baru dari Timur ini semakin berkilau. Semakin bersinar dan berkilau membuat provinsi paling Timur di negara Indonesia ini membuktikan diri setelah terpilih dan siap menjadi tuan rumah/penyelengara PON sekalipun di masa yang tidak biasa ini, era pandemi virus corona.

Selain Stadion Lukas Enembe yang keren, Papua juga memiliki sejumlah venue olahraga lainnya seperti Lapangan Baseball dan Softball di Lanud Silas Papare Sentani, GOR Volly di Koya Koso Kota Jayapura, Lapangan Tenis di kawasan Kantor Walikota dan di GOR STT Gidi Sentani, Lapangan Futsal dan Biliar di Timika serta Lapangan Kriket dan Hoki di Doyo Baru Sentani serta venue Panjat Tebing PON XX di Kabupaten Mimika.

Ada hal menarik, keberadaannya landmark kini bukan hanya sebatas ikon baru bagi Papua yang akan digunakan untuk kegiatan olahraga sekelas nasional seperti PON, aka nada harapan suatu hari nanti bukan mustahil bisa menjadi venue sport event level dunia, misalkan Olimpiade.

Jalan Trans Papua dan Jembatan Youtefa tak kalah menyita perhatian saya, dimana jalan Trans Papua merupakan satu proyek infrastruktur utama Pemerintahan Joko Widodo di Papua dan Papua Barat. Pembangunan jalan ini masuk dalam proyek strategis nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KPUPR) panjang Jalan Trans Papua di Papua mencapai 2.902 Km meliputi ruas Jalan Merauke-Tanah Merah-Waropko (543 Km), Waropko-Oksibil (136 Km), Dekai-Oksibil (225 Km), dan Kenyam-Dekai (180 Km).

Berikutnya ruas Jalan Wamena-Habema-Kenyam-Mamug (295 Km), Jayapura-Elelim-Wamena (585 Km), Wamena-Mulia-Ilaga-Enarotali (466 Km), Wagete-Timika (196 Km), dan ruas Jalan Enarotali-Wagete-Nabire (285 Km). Sedangkan Jembatan Youtefa yang membentang di atas Teluk Youtefa, Kota Jayapura, yang menghubungkan Holtekamp dengan Hamadi sepanjang 732 meter, berlebar 21 meter dan tinggi 20 meter. Jembatan yang semula bernama Jembatan Holtekamp ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 28 Oktober 2019, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Berkat jembatan tipe Pelengkung Baja (Continous Steel Arch Bridge) berwarna cat merah sehingga disebut juga Jembatan Merah, waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Distrik Muara Tami jadi lebih pendek dari 1 jam menjadi 15 menit. Begitu juga kalau ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw daerah perbatasan Indonesia – Papua Nugini, lewat jembatan ini jadi lebih singkat. (http://www.ponxx2020papua.com)

Faktanya, jembatan yang dibangun secara kolaborasi antara Pemerintah Pusat KPUPR, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kota Jayapura ini memperoleh 2 rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada proyek pembangunannya, yakni rekor pengiriman jembatan rangka baja utuh dengan jarak terjauh, dan rekor pemasangan jembatan rangka baja utuh terpanjang. Keberadaan Jembatan Youtefa yang dapat ditempuh hanya 15 menit dari pusat kota Jayapura bukan semata mempersingkat jarak dan waktu tempuh pun menjadi ikon landmark baru bagi Papua sekaligus destinasi wisata. Keindahan Jembatan Youtefa menjadi objek wisata buatan yang berpadu dengan keindahan alam sekitarnya seperti Pantai Hamadi, Gunung Mher, hutan dataran rendah, mangrove dan Tanjung Kaswari. Terbukti Stadion Lukas Enembe yang akan menjadi venue utama PON XX, Jalan Trans Papua, dan Jembatan Youtefa menjadi sinar baru dari Mentari serta Harapan baru asal Timur ini semakin indah berkilau, dan kisah ini tidak terlupakan bahkan berakhir sejarahnya.

*) Redaksi tirto.id.

*) Redaksi Kompas.com 

*) http://www.ponxx2020papua.com

IG PON XX yaitu @ponxx2020papua 

#PONXX, #PONXXPapua2021, #TorangBisa, dan #PesonaPapua.

Introductory Introduction

Hello, First of all, I will introduction my self

My Name is Putri Zulia Jati

My age 24 years old

Hobby Traveling, Hijrah

July is the month I was born😋
Our family always makes the moment memorable, because we will never know the life we get to where.
We can only pray and wish to god what is best and destined are the best. proudly born and raised in this family.
Thank you for grow up,old with me my Family,
Always make coloring my days 
________——–💞💞💞my love family😘

Cerpen : Putus Asa

Sore hari menunjukkan senja penuh makna, ia duduk seorang diri meratapi diri kemudian ia menyadari ia telah lalai.

Tak ada lagi tempat bersandar mengadu pedihnya kehidupan, tapi ia sadar masih luas bumi untuk tempat bersujud bilang sama Allah “aku rindu”.

Sadar masih punya Allah yang lebih berharga dibanding dunia

Janganlah berputus Asa.

Padang, 06 July 2018

Putri Zulia Jati